Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

untuk dingin di pagi ini.

dengan hujan yang menemani sampai akhirnya pagi datang dan dingin yang semakin menusuk perlahan, aku memandang langit-langit. memandang dengan seksama walau ruangan masih cukup gelap untuk memperjelas segala macam objek. 3 kata pertamaku untuk pagi ini, "ini tetap dingin" . yap, ini dingin. tapi aku tidak menyelimuti diriku. ini dingin, tapi aku membiarkan kulitku semakin tersiksa. ini dingin, dan aku tetap merintih sendiri dalam detik yang sama dengan membiarkan semua semakin dingin. aku memutuskan untuk bangun, dan tetap diam. tidak lagi memandangi langit-langit, karena aku sadar satu hal : aku harusnya memandang langit malam untuk menemukan bintang, bukan terus memandang langit-langit kamar di keadaan gelap. lalu aku mencoba untuk mengingat apa yang menjadi bunga tidurku, dan 2 kata keduaku hari ini pun terucap, "tetap kosong" . kemudian aku menepuk-nepuk sendiri kepala ku, seperti orang bodoh. bodoh? iya... bodoh. manusia macam apa yang mulai memaksa o

apakah Tuhan merestui?

bintang seharusnya selalu mencintai warna beige, yaitu warna langit pada malam hari. karena bintang akan terlihat di warna itu. tapi tidak menutup kemungkinan, bahwa bintang mengagumi warna yang muncul alami sebelum kehadirannya datang. singkatnya, perpaduan indah di langit senja, warna gamboge. jadi, apakah salah ketika bintang diam-diam memperhatikan pertunjukan sang gamboge sambil menanti waktu untuknya datang? memang mungkin, bintang di haruskan selalu mencintai beige, warna yang saling melengkapi untuknya. karna bintang akan selalu tertimbun dan tak terlihat sedikitpun oleh keseluruhan sang gamboge yang selalu berhasil membuat berjuta pasang mata hanya terfokus padanya. dengan diam, bintang membayangkan dirinya menjadi matahari. yang selalu di nanti, menjadi titik fokus, besar, dan yang paling terpenting bahwa matahari dapat berpadu indah dengan gamboge. sebuah fantasi yang semakin lama semakin gila untuk bintang. kemudian, beige yang menjadi pelengkap paling sempurna yang d

malam konyol

Well, menarik seseorang yang sudah ingin menjatuhkan diri ke jurang itu memang terlihat memaksa. Tapi ....penglihatan itu pula yg menyembunyikan makna lain; seperti mempertahankan. Meminimalisir kesalahpahaman dalam menyampaikan makna. Disini, sebelum menarik orang tersebut, coba di tanya dulu "mau saya tarik atau gak?" Kalau org tsb bilang "em... gak". Tapi dengan intonasi yang meragukan, coba tekankan "pakai perasaan. Mau saya tarik atau mau saya biarin?" Bytheway, sebelum menanyakan pada org lain. Coba di mantepin dulu diri sendirinya. Mau mempertahankan atau mau melepaskan? jangan di samain ketika kamu milih baju. Inget loh, baju ga punya perasaan, tp manusia punya. Ga segampang fatin bilang "aku memilih setia" Yaudah, segitu aja. Kayak mau mulai dari awal, ya ga semudah kelihatannya sih. Tapi bertahan ga kalah asik dari nunggu. semangat ah.........