Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

maaf dan terimakasih, Ami.

aku boleh menggenggam erat lenganmu, yang kini fana? berbicara selayaknya waktu tidak berhak membatasi? gurauan yang tidak mengenal perbedaan alam? sangat terlambat bukan? bahkan aku kehilangan lebih dari yang aku kira. seperti membungkus udara dengan dekapan. kalaupun memang, Tuhan berikan kamu satu detik lagi, aku berani bertaruh, bahwa detik itu tidak memihak padaku. aku memeluk kamu, dengan helaian angin yang-aku-harap-itu-kamu. aku berbicara, dengan samar bayang yang-aku-harap-itu-kamu. aku menangis, dengan sunyi  yang-aku-harap-itu-kamu. kemudian aku memaki, karena aku yakini kamu lebih hebat dari ini. juga karena aku tidak berperan dalam buku pentingmu. sekarang, kamu percaya bahwa-aku-sangat-terlambat? maaf, menjadikan kamu alasan untuk berhenti menangis. dan terimakasih, aku masih saja menangis untuk kamu, Fahmi Ahmad Rizki.