Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

maaf dan terimakasih, Ami.

aku boleh menggenggam erat lenganmu, yang kini fana? berbicara selayaknya waktu tidak berhak membatasi? gurauan yang tidak mengenal perbedaan alam? sangat terlambat bukan? bahkan aku kehilangan lebih dari yang aku kira. seperti membungkus udara dengan dekapan. kalaupun memang, Tuhan berikan kamu satu detik lagi, aku berani bertaruh, bahwa detik itu tidak memihak padaku. aku memeluk kamu, dengan helaian angin yang-aku-harap-itu-kamu. aku berbicara, dengan samar bayang yang-aku-harap-itu-kamu. aku menangis, dengan sunyi  yang-aku-harap-itu-kamu. kemudian aku memaki, karena aku yakini kamu lebih hebat dari ini. juga karena aku tidak berperan dalam buku pentingmu. sekarang, kamu percaya bahwa-aku-sangat-terlambat? maaf, menjadikan kamu alasan untuk berhenti menangis. dan terimakasih, aku masih saja menangis untuk kamu, Fahmi Ahmad Rizki.

kepada .........

Teruntuk kamu, yang berkemungkinan kecil membaca tulisan konyol ini. Seperti mereka yang menulis surat, dan persis seperti yang guruku ajarkan sejak sekolah dasar, 'halo' adalah kata pertama untuk memulai, setidaknya mencoba untuk memulai jadi, HALO. kemudian, aku akan tanyakan kabar, agar benar-benar persis seperti yang guruku katakan, menanyakan kabar adalah hal yang sopan, iya kan? jadi, APA KABAR? dan kemudian, selipkan doa di belakang kalimat tanya di atas, seperti; SEMOGA BAIK-BAIK SAJA. okay, aku akan mulai surat bodoh ini, untuk pertama kali, dan mungkin terakhir. pertama dan terakhir dalam waktu yang bersamaan, lucu ya? jelas tidak, setuju kan? aku tau, sangat kecil kemungkinan kamu untuk memahami makna tersirat, atau bahkan makna yang aku tunjukan secara terang-terangan seperti ini, atau seperti sebelumnya, atau sebelumnya lagi dan sebelum-sebelumnya. begitulah, kamu memang payah dalam memahami arti kata yang tersembunyi. tidak kok, aku sedang tidak membaha

do-ra !

dora . begitulah panggilan sayang cinta gue buat laptop yang makin lama makin ngeselin kaya tokoh kartun yang kepo tapi tetep gue pantengin. berawal dari pertama laptop ini bobo manis di kasur gue, berharapnya sih ada surat kecil yang berisikan pesan manis di atasnya, karna rencana bakal gue bingkai dan pajang buat buktiin ke papa kalo anak peremuannya ini ga se-ngenes yang di pikirkan. tapi realnya dora di dampingin kertas bukti pembayaran yang nongkrong di sampingnya, jadi? buat apa di pajang? -_- gue kesel ketika dora membuming, maksud gue kartunnya ituloh. membuming sampe liat gambarnya dimapun, kesel aja, kenapa bukan gambar gue? manusia yang hobby jalan bareng monyet dan di temenin tas berbicara dan peta berbicara. agak aneh ketika tas kecilnya nyimpen segala benda besar, dan peta sebagai penunjuk arah yang minta kita ingetin segala liku jalan. terus dia bakal minta kita berdiri buat ikutin gerakan dia, buat teriak-teriak sampe dia liat jalan yang-udah-jelas-dia-belakangin ma